Monday, January 4, 2010

Selalu Ada

Malam ini saya tersenyum sendiri, ujung-ujung bibir saya naik dan membentuk senyuman karena sesuatu hal yang menggelitik hati saya.
Panas badan saya, hidung yang memerah, tenggorokan sakit, dan mata yang berair terlupakan seketika, saya lari ke depan monitor dan menghubungkan internet nya.saya ingin menulis :D.

Terima kasih Tuhan, telah memberikan teman dan sahabat yang menyayangi, menghargai, dan mengasihi saya, Terima kasih, telah memberikan saya sahabat-sahabat yang well educated and having good manners, yang berhati-hati dengan ucapan dan kalimatnya,dan yang menghargai privacy saya.

Saya sadar sekali ketika saya dihadapkan pada situasi pahit dalam hidup saya, keadaan nggak mengenakkan, keadaan dimana saya merasa diri saya hancur menjadi kepingan2 kecil yang terserak, saya selalu dikelilingi banyak sekali orang-orang yang mengasihi saya, menyayangi saya, yang bersedia memeluk saya, meminjamkan bahunya untuk saya basahi dengan kucuran air mata saya, mendengarkan keluh kesah saya. Saya selalu tau mereka, para sahabat saya selalu ada kapanpun saya mau, kapanpun saya berteriak saya butuh mereka, mereka akan selalu ada. MEREKA SELALU ADA siap menyelamatkan saya.

Dari dulu, selalu saja, saya agak pelit membagi bagian "Termehek-mehek" dalam hidup saya. Simple aja, bagi saya, Sahabat saya hanya WAJIB saya bagi kebahagiaan, bukan kesedihan dan kehancuran. Saya benci dikasihani, saya benci terlihat lemah, saya benci terlihat hancur, yang harus sahabat dan teman saya selalu tau adalah bahwa saya Bahagia, bahwa saya selalu punya senyuman dan tawa bahagia ketika bersama mereka. No wonders ketika ada yang nggak bisa melihat kapan saya bersedih. Bahkan, nggak jarang ketika saya dalam keadaan berantakan, saya juga harus menemani dan menenangkan sahabat atau teman saya, mendengarkan keluh kesahnya, dan memberikan saran kalau diminta.

Apapun yang saya lalui, bukan berarti sahabat saya nggak pernah tau apa masalah dan kesedihan saya, kadang saya mengambil waktu untuk menenangkan diri, menarik napas panjang, membuang semua derai air mata, menguatkan diri, menyiapkan diri saya untuk menghadapi dunia, dan bercerita sambil tersenyum dan tanpa air mata lagi.

Alhamdulillah, ketika masalah terakhir yang menghantam saya terjadi, saya dikelilingi banyak sekali sahabat dan keluarga, saya ingat sekali ketika melewati masa-masa itu ada MamaH nya yang setiap hari, setiap malam menemani saya by phone berjam-jam menenangkan saya, mendengarkan keluh kesah dan tangis saya, PapaH nya dengan sms-sms itu, sahabat yang silih berganti membuat saya tersenyum dan menghibur saya, tanpa memaksa saya bercerita, memberikan ruang untuk saya merasa nyaman dan aman, tidak merecoki saya dengan komentar-komentar yang membuat saya semakin kacau, ditambah sahabat-sahabat dan orang terdekat dia yang mengelilingi saya. menyenangkan sekali bukan?! ketika kita dihadapkan pada keadaan tidak mengenakkan dan kita dikelilingi banyak sekali orang yang peduli tanpa merecoki kita.
Mama Papa saya sendiri mendapatkan cerita versi saya yang sudah kuat dan bisa tersenyum.

Saya menikmati proses itu, proses yang membuat saya kebih kuat dan tegar. Pelajaran yang Tuhan berikan pada saya agar saya lebih dewasa menyikapi semua yang terjadi pada saya.

Saya diam,
mengingat hal yang pernah kami diskusikan dalam malam-malam kami, mengingat sebuah postingan blog saya di 2008 yang lalu Disini

Dan kemudian senyum ini kembali mengembang, saya tetap sama, saya akan selalu belajar dari kegagalan dan kesalahan dimasa lalu, tanpa menjelek-jelekkan orang lain.

Bismillahirohmanirohim...mudah-mudahan ALLAH memberkahi jalan saya..Amieen


Love,
-Ivana Safwan-

0 komentar:

Post a Comment