Tuesday, December 8, 2009

Tentang tangisan

Ponsel saya menunjukkan pukul 3.10 dini hari ketika saya memutuskan untuk login blog dan mulai menulis.

Tiba-tiba saya mendengar tangisan itu..tangis itu bergaung ditelinga saya. Entah kenapa, menghalangi mata saya terpejam, terus mengusik malam saya.

Entah berapa kali tangis itu pernah saya dengar.

Seingat saya pertama kali saya dengar ketika dia mulai menceritakan tentang masa kecilnya, dia menangis, tangisan tertahan yang penuh keharuan.yang membuat saya terdiam dan tenggorokan saya tercekat.

Ada beberapa kali tangisan lain yang membekas juga buat saya.

Tangisan yang meledak ketika saya menegurnya karena keterlambatannya memenuhi janji, saya menegurnya ketika saya tau "beliau" mencuci mobil sendiri, saya menegurnya karena beliau membutuhkan dia, tangis itu pertama kali mengoyak hati saya, saya terpaksa menyentuh hal paling sensitif dalam hidupnya untuk memacu dia lebih cepat. Saya terpaksa dan saya terluka mendengar tangis itu.

Berikutnya di dini hari, dia datang, membawa beban berat dihati dan pikirannya, dia bilang belum pernah seumur hidupnya dia mengerjakan hal sesulit apa yg dia kerjakan waktu itu, dia menangis terisak, dengan desah nafas terputus-putus, dan kalimat tersendat2...
Saya ingin merengkuh tubuh kecil itu, meyakinkan dan menenangkannya bahwa dia bisa,menggenggam tangannya dan meyakinkannya, tapi itu ga pernah terlaksana. Yang saya lakukan hanya berusaha meyakinkannya bahwa dia bisa dan mampu.

isak tangis yang juga membekas dihati saya adalah ketika dia akhirnya menumpahkan semua beban pikirannya, semua kesulitannya, beban tanggung jawabnya, dan satu-satunya keinginannya: membahagiakan "beliau", anak itu menangis lagi, dan saya, selalu setiap kali mendengar tangis itu, setengah mati berusaha menahan hasrat saya ingin merengkuhnya, keinginan menggenggam jari2 tangannya, dan mencoba menguatkannya. Yang saya bisa lakukan hanya berdoa dalam diam saya, berharap dia selalu dikuatkan. Dan tentu saja, satu2nya yang bisa saya lakukan, mendengarkan semua keluhan hatinya.

Tangis terakhir yang saya dengar adalah ketika dia meminta saya jangan merampas kebahagiaan "mereka", yah..tangis terakhirnya didepan saya, dan entah kenapa tiba2 telinga saya malam ini seolah mendengar tangisan itu.

Apa yang harus saya lakukan pada suara-suara yang bergaung di telinga dan bayangan dalam pikiran saya??


yang lagi susah tidur,
(8 des 09, 03.40 am)
Iv

0 komentar:

Post a Comment