Tuesday, February 9, 2010

Mati

Saya baru sadar ada sisi hati saya yang mati.

Perasaan saya mati, tidak mampu menafsirkan rasa apa yang saya rasakan, semuanya tiba-tiba terasa biasa, sama.
Kehangatan itu meredup ditelan waktu, manis nya bergeser menjadi hambar, dan semua terasa biasa saja.

Saya benci keadaan ketika saya tidak bisa merasakan semuanya. saya benci ketika sisi hati saya yang itu mati.

Tanya

"yg membuat pp senang dn pengin punya mantu kamu, krn kmu cerdas dan teliti serta peduli. sayangnya harapan orang tua itu kini ga tercapai" -90210, 13.49-



Terus sekarang siapa yang salah?
dan sekarang saya harus bersikap gimana?
masih salah saya?

Catatan di persimpangan

Aku berada di simpang jalan ini lagi, bingung menentukan arah jalannya.
Aku Kelabakan mencari perhentian di kanan dan kiri, mencari tempat dimana aku diizinkan berhenti, dan akhirnya terdiam, memandangi tanda dilarang berhenti ditepian jalan ini.

Tandanya dilarang berhenti, waktu tidak menunggu katanya. Ketika aku berhenti waktu akan terus berjalan, menggerus mimpi2 dan harapan, mengubah keadaan menjadi hal yang tidak pernah bisa aku bayangkan. Karena itulah aku tidak diizinkan berhenti, aku harus cepat menentukan arahku, begitulah isi pesan yang aku dapat.

Aku diam, memandangi countdown timer yang terpasang sambil terus berharap alat penghitung itu rusak mendadak dan membiarkan lampu merahnya terus menyala sampai aku siap melanjutkan perjalanan.
Aku harus pilih jalan mana?

Andai saja masih diizinkan belok kiri langsung, mungkin aku akan memilih kiri. Ah, atau lebih baik ke kanan? Atau terus? Atau putar balik di belokan depan?

Aku perlu papan penunjuk jalannya, kanan, kiri, atau bahkan lurus itu tujuannya kemana.
Kalau diizinkan, kalau saja aku diizinkan untuk berjalan lebih jauh lagi..berikan aku penunjuk jalannya...tolong..



Regards,
-Iv-